HARI TERAKHIR...

Jadi melankolis nih hari-hari terakhir dikantor, daku meninggal kantor dalam keadaan krisis…maaf bung, maaf teman-teman…yang paling sedih dari aku meninggalkan mu adalah penaglaman diriku bertemu dan berinteraksi dengan para narasumber, Engkau tvOne telah mengapresiasi mereka dengan menghadirkan mereka untuk masyarakat dan diriku…

Aku bangga telah dipercaya untuk memberikan amplop pada mereka, bangga karena dengan begitu cuma aku yang bisa melanjutkan obrolan diluar studio (karena kadang-kadang saya menganggap presenternya terlalu gugup untuk mengeluarkan pertanyaan bagus), seperti obrolan terakhir aku dengan pengamat ekonomi, tadi malam…aku tau krisis ini sangat serius (maklum sejak aku menyatakan resign, teman-temanku mulai meragukan keseriusanku jadilah kata serius ini yang paling meragukan jika keluar dari mulutku) tapi percayalah teman-teman, ekonom tadi orang baik, setidaknya percayalah pada beliau…

Dalam mobil carpool (sebutan yang aneh) kami ngobrol bertiga, aku, driver dan pak ekonom baik hati itu. Dari beliau kami tau bahwa krisis keuangan, akan berlanjut pada krisis perbankan, krisis komoditas krisis riil, terakhir krisis politik. Tentu saja istilah-istilahnya harus kita sesuaikan dengan pengalaman driver kita, hingga pada satu kondisi kita merasa bersalah karena hanya membuat sang driver semakin gelisah dengan status kontrak kepegawaiannya. Maaf sekali lagi teman…pengetahuan, kebenaran dan kenyataan kadang-kadang memang tak seindah surga (nidji song…). Menarilah dan terus tertawa

gambar diambil dari http://ikhwanabdillah.files.wordpress.com

Related Posts by Categories